“Berkarya
Saja. Itu Tugas Kosmik” – Frans Nadjira
Foto
dalam tulisan ini adalah gambar yang menyimpan cerita dan tidak akan pernah
tahu, dimana, apa, dan bagaimana saya berperan di kehidupan setelah ini. Karena
ada banyak hal yang tertinggal di belakang akan menjadi sejarah dan banyak hal
yang tak nampak di depan akan menjadi rahasia.
***
Setiap
peristiwa tidak selalu membutuhkan rencana, pun demikian sebuah pertemuan. Tak
ada satu manusia yang pernah menebak apa yang akan terjadi di depan. Kita hanya
wayang dalam sebuah lakon hidup. Satu per satu, bergantian keluar dari kotak
penyimpanan dengan peran masing-masing. Memerankan lakonnya dengan sempurna di
tangan seorang dalang, kemudian penonton menikmati sebuah pertunjukan. Terlepas
dari segala yang ada di luar kendali, manusia hanya perlu memiliki mimpi dan
keyakinan yang kuat. Selebihnya kosmik (meminjam kata yang selalu
digunakan Frans Nadjira) akan bekerja.
Bermula
dari sebuah perjalanan. Perjalanan yang sebelumnya tidak pernah terencanakan
dan sama sekali tidak pernah terpikirkan. Dulu, bertemu dengan sastrawan Frans
Nadjira dan Umbu Landu Paranggi hanya ada dalam angan-angan. Hanya bisa
membayangkan satu keberuntungan jika suatu hari bisa bertemu dalam sebuah acara
sastra meski dari kejauhan.
Sosok
Frans Nadjira dan Umbu Landu Paranggi tergambar dalam nulikan sebuah cerpen
Frans Nadjira yang berjudul Bercakap-Cakap di Bawah Guguran Daun-Daun. Memberi
nilai hidup pada diri sendiri dengan berusaha bermanfaat untuk manusia lain
melalui sastra. “Yang melegakan hati bahwa dalam mengisi hidup ini manusia
dapat memberi nilai pada dirinya. Barangkali dalam menjalani hidup yang penuh
rahasia ini manusia dapat bermanfaat bagi manusia lain sedapat ia mampu.” (
Bercakap-Cakap di Bawah Guguran Daun-Daun: 13).
Betapa
semua manusia menginginkan hal demikian. Melewati kehidupan sebelum kematian
penuh kebermanfaatan dengan kemampuan dan bidang masing-masing. Namun, sekali
lagi, kita hanya manusia yang serupa wayang. Hanya mampu menjalankan peran yang
sudah ditulis seorang dalang dalam sebuah lakon. Yang pasti sejak membaca
cerpen-cerpen, puisi-puisinya, biografi, dan mendengar bagaimana kiprahnya
dalam dunia sastra khususnya bagi sastrawan di Bali, saat itulah bermimpi suatu
hari ingin bertemu Frans Nadjira dan Umbu Landu Paranggi.
Namun
begitulah kosmik bekerja. Pertemuan dengan sastrawan Frans Nadjira dan
Umbu Landu Paranggi adalah salah satunya. Di sebuah jalan perumahan yang
lengang, yang nampak bukan hanya sebuah kediaman hangat, namun juga kedua
tangan pemiliknya – Frans Nadjira dan Unda. Pada acara silaturrahim pada
perayaan hari lahir Frans Nadjira yang ke 77, berkumpul beberapa sastrawan
sebagai bentuk apresiasi dan kecintaan mereka pada sebuah ikatan. Ikatan yang
tak perlu diikat oleh darah. Ikatan kuat yang terbangun hanya melalui puisi.
Seperti yang disampaikan Umbu Landu Paranggi: Puisi tidak pernah mati.
Rasanya
tak berlebihan jika sastrawan muda di Bali menjadikan Frans Nadjira dan Umbu
Landu Paranggi sebagai salah satu inspirator dalam berkarya maupun hidup
mereka. Berjam-jam beliau berdua bergantian berkisah tentang masa lalu, memberi
nasihat sederhana, juga menyemangati agar terus berkarya dengan penuh cinta. Percakapan
yang tak berjarak. Sekali waktu mendengar dengan tertegun, tersenyum, juga
tertawa. Terasa sekali yang berbicara saat itu bukan seorang guru pada
muridnya, melainkan seperti seorang ayah pada anaknya atau seorang kakak pada
adiknya.
Jika
saat ini terdengar nama besar Frans Nadjira dan Umbu Landu Paranggi, bukanlah
semata sebuah peristiwa kebetulan atau keberuntungan. Namun hasil dari sebuah
keberanian menjalani sebuah pilihan. Ya, hidup hanya terletak pada keberanian
memilih. Dan tentu saja dalam sebuah pilihan selalu sepaket dengan pengorbanan
dan konsekuensi.
Satu
fakta lain dari sebuah pertemuan itu. Kebenaran dari pepatah yang mengatakan,” Di
balik kesuksesan seorang laki-laki, ada seorang wanita yang hebat.” Frans
Nadjira menjadi sastrawan besar bukan sebagai individu tunggal, melainkan juga
ada sosok Unda yang memang sangat kuat dalam proses perjalanan hidup dan
karirnya.
Sukses
– sehat selalu, Frans Nadjira dan Umbu Landu Paranggi. [T]
0 Comments
Sangat senang mendapat jejak komentar dari Anda