Tidak
semua masa lalu terpisah dari masa depan. Ada beberapa hal yang tak bisa kita
lepas dari ingatan dan akan menjadi bagian masa depan baik itu dalam bentuk
kesenangan maupun kesedihan.
"Kesedihan tidak untuk dipampangkan kepada semua orang. Itu adalah sesuatu yang seharusnya diimpit-diindit, diselinapkan di balik lapisan penutup. Karena kesedihan adalah hal yang sangat pribadi, seperti rahasia, harus disembunyikan dari pandang orang lain.” NH Dini
Salah satu
sastrawan yang mendapat gelar sebagai penulis feminis. Rasanya tak berlebihan
jika NH Dini mendapat gelar tersebut. Selain mengangkat permasalahan sosial
dalam karya-karyanya, NH Dini juga banyak menyuarakan tentang kesetaraan
gender. Jika diruntut sepanjang NH Dini berkarya, tidak bisa dipungkiri
dipengaruhi oleh masa lalu yang dilewatinya. Semua tergambar pada novelnya yang
berjudul "Padang Ilalang di Belakang Rumah"
Dalam novel ini
menceritakan bagaimana NH Dini kecil berada dalam lingkungan keluarga yang bisa
dikatakan idaal. Ia sebagai anak bungsu -- lima bersaudara dan dibesarkan oleh
kedua orang tuanya dengan pola asuh demokratis. Tak ada pengekangan dan pembeda
dalam melakukan apapun baik pada anak perempuan maupun laki-laki.
Sosok orang tua
yang sangat kuat juga terlihat dalam novel ini. Ayah NH Dini yang lebih luwes
karena ia menerima didikan lebih realistis, menyadari bahwa dunia terus
berubah, kefeodalan tidak berlaku lagi dalam hidup yang terus bergerak. Berbeda
dengan ibu NH Dini yang menerima didikan dengan langkah yang tertahan oleh kain
dan ikatan adat yang sukar dihilangkan. Namun demikian ia berhasil menjadi
sosok ibu yang cerdas dan mau beradaptasi dengan keadaan. Itu semua terlihat
pada kekompakan ayah dan ibu NH Dini dalam menyelesaikan dan mengambil berbagai keputusan dalam
masalah keluarga.
Salah satu contoh
ketika ayah NH Dini menyampaikan bahwa kondisi ekonomi mereka pada waktu itu
tidak cukup kuat. Meski ayahnya berharap sekali ibunya membantu perekonomian
keluarga dengan memanfaatkan keahliannya membatik dan membuat kue, namun tak
serta merta itu sebuah perintah seorang laki-laki (suami) pada perempuan
(istri).
Ingatan yang
sangat kuat dan melekat pada pribadi seseorang adalah pengalaman masa lalu
dengan orang-orang terdekat. Dalam hal ini sosok ibu terlihat dominan
memengaruhi karakter NH Dini sebagai seorang penulis feminis. Bagaimana ia
melihat ibunya berelasi dengan ayahnya, anak-anaknya, kerabatnya, juga
teman-teman dekatnya. Semua terbaca
dalam novel ini.
Selain bahasan
tentang feminisme yang tertangkap dalam novel ini, kita juga bisa melihat
kehangatan sebuah keluarga sederhana dan bagaimana kedua orang tua yang
mendidik kelima anaknya dengan cara yang sederhana. Memahami apa yang
dibutuhkan dari masing-masing anak. Pola asuh yang sudah sangat jarang kita
temukan di masa sekarang.
x
0 Comments
Sangat senang mendapat jejak komentar dari Anda